08 April 2009

Fenomena Facebook menjelang Pemilu

Kali ini saya mau iseng menulis tentang fenomena facebook menjelang pemilu 2009 yang tinggal beberapa jam lagi. Situs jejaring sosial yang satu ini memang fenomenal dan mampu menggeser situs jejaring sosial lainnya yang sudah lebih dulu menjadi trend di indonesia (friendster). Dengan fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi yang lebih banyak dari friendster (*menurut saya pribadi loh ^_^), wajar saja jika popularitas situs jejaring sosial ini semakin menjadi di indonesia, plus diimbangi dengan semakin banyaknya provider yang mengeluarkan paket internet murah dan unlimitednya, menjadi pelengkap dalam meraih jutaan pemakai situs jejaring sosial ini. (tapi kok internetnya unlimitednya semakin lama semakin jelek kualitasnya ya..hehe).

Menurut apa yang telah gw amati selama ini, pada saat-saat awal kampanye, ada beberapa caleg yang telah menggunakan facebook sebagai salah satu media untuk melakukan kampanye, berbagai macam group dari partai-partai peserta pemilu pun tiba-tiba bermunculan. Penggunaan facebook sebagai salah satu media dalam berkampanye merupakan salah satu Ide yang kreatif menurut gw, tapi alangkah baiknya jika di setiap grup2 tersebut dipasang visi, misi, program-program detail nan jelas yang diusung oleh partai dan caleg yang bersangkutan, sehingga fungsi grup di facebook tersebut tidak hanya sebagai alat untuk berkampanye dan mengetahui jumlah pendukungnya di dunia maya, tapi juga memberikan pendidikan politik bagi pengguna internet..

Lain lagi ceritanya beberapa hari menjelang pemilu digelar. Beberapa hari yang lalu sebelum pemilu, semakin banyak bermunculan grup-grup maupun fan page yang bertuliskan "SAY No To ....... (Mulai dari partai A, capres B, capres C, Partai Z).. dan bahkan disalah satu group kategori tersebut ada yang sudah memiliki lebih dari 60 ribu pendukung.. Apakah ini salah satu bentuk black campaign menjelang pemilu?? menurut berita yang pernah gw baca dan menurut gw pribadi sih, ada beberapa hal untuk memutuskan apakah grup-grup "Say No To " seperti itu dapat dikategorikan sebagai black campaign:

1. yg pertama adalah, apakah admin ataupun creator grup/fan page tersebut merupakan salah satu caleg, maupun pengurus dari partai lawan. jika iya, maka memang wajib diselidiki lebih lanjut motifnya. (klo bukan termasuk caleg maupun pengurus, gw pikir sih wajar aja)..

2. Apakah isi yang ada di dalam grup tersebut ada fakta-faktanya (fakta yang tidak dipotong-potong secara sengaja sehingga berubah arti)? masa sih kita mau aja ikut-ikutan grup "Say No To XXXX" tanpa ada fakta-fakta pendukung yang akurat.

Nah,, untuk partai-partai maupun capres yang sudah ada group "Say No To"-nya, gw rasa ga perlu emosi dalam menanggapi hal ini, harusnya sih jika mereka bisa berpikir dengan jernih, mereka malah bisa menggunakan grup-grup tersebut sebagai ajang untuk meluruskan berita-berita dan informasi yang menurut partai atau capres tersebut tidak benar. toh untuk melakukan pelurusan berita tersebut biaya nya tidak semahal biaya melakukan kampanye di senayan dan di daerah-daerah lain,dan tidak perlu memanggil artis dangdut, dll kan? mereka hanya cukup terkoneksi ke internet dan melakukan pelurusan terhadap informasi yang menurut mereka salah...

ayolah kalian para elit politik, bertarunglah dengan adil,sportif dan cerdas. Jadilah panutan dan berikanlah contoh yang baik buat kami generasi muda...

zitrone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar